CHANGE OF ME. . .

   “Hai, Itik Buruk Rupa. Rupanya kau masih di sini?” Nabila, salah seorang teman sekelasku menyapaku saat aku masih di dalam kelas padahal bel pulang sudah setengah jam lalu berdering.
            Aku tersenyum, “Ya. Masih ada soal yang belum bisa aku kerjakan. Duluan saja.”
            “Siapa juga yang mau menunggumu?” ucapnya sinis dan berlalu pergi.
            Aku menarik napas dalam.
            Itik Buruk Rupa. Panggilanku saat ini. Aku tidak masalah dengan panggilan ini. Aku mengerti mengapa orang-orang memanggilku seperti itu. Simple. Fisikku jelek. Dengan kacamata tebal, rambut keriting kusut, wajah berminyak dan penuh nodaentah jerawat atau noda yang lain, juga karena warna kulitku coklat lusuh.
            Tak hanya itu, kata teman-temanku, pakaianku nggak up to date. Saat yang lain mengenakan pakaian sekolah junkies, aku tetap memakai seragamku dengan ukuran sedikit lebih besar dari badanku. Rok mereka yang biasanya di atas lutut, aku mengenakannya 5 cm di bawah lutut, juga kaos kaki yang biasanya mereka kenakan pas dengan mata kaki, aku mengenakannya hampir menyentuh lutut. Sepatu pantofel mereka berbanding terbalik dengan sepatuku yang hanya sepatu bertali biasa. Well, sepertinya tidak ada hal yang bisa diibanggakan dariku.


Aku, Kamu, dan Cerita Kita


Aku selalu melihatnya. Memperhatikannya. Sejak saat kami tak lagi menjalin hubungan karena kesalahanku. Saat aku masih mencintai pria yang berkhianat dariku. Merasa menyesal dan bersalah, aku ingin memperbaikinya. Setidaknya kami bisa saling menyapa lagi.

Entah kapan terakhir kali kami mengobrol. Dulu, dulu saat ia belum menyatakan cintanya, selalu ada pesan di hapeku. Dan sebenarnya aku menyadari ia sedang mendekatiku. Aku juga tidak keberatan, karena saat itu, mungkin sejak saat itu aku juga menyukainya, tapi aku tidak menyadarinya.

Dan saat ia menyatakan cinta, aku senang.Karena berarti dia serius, apalagi ia menyatakan langsung padaku, tanpa perantara. Sampai saat ini, aku masih ingat dengan jelas, betapa kikuknya ia saat itu. Aku suka melihatnya malu-malu seperti itu, karena itu berarti, ia jarang berhubungan dengan wanita.


oleh vivian baca selengkapnya


SURAT TERAKHIR NAYLA

Dimas memandang sebuah nisan bertuliskan nama perempuan yang dicintainya, hingga saat ia harus pergi meninggalkannya. “Nayla Widjaya”, begitu yang tertera di papan nisan. Bulir demi bulir air mata Dimas perlahan jatuh dari balik kacamata hitamnya. Namun segera ia hapus dengan tisu yang diberikan Siska, sepupunya. Di tangan kirinya, ia memegang sebuah amplop manis berwarna abu-abu, warna kesukaan yang ia ingat disukai oleh Nayla. Amplop itu terlihat agak basah karena sedari tadi Diman menahan rasa sedihnya, rasa pilunya, rasa marahnya, juga rasa sayangnya terhadap Nayla.
            Setelah pemakaman, Dimas langsung terkapar di tempat tidur dan terlelap. Ia berharap, semua kejadian hari ini adalah mimpi. Dan saat ia bangun, ia masih bisa melihat wajah Nayla, senyum Nayla. 

MY REGRET

“Kamu mau jadi pacarku?”
            Begitu yang tertera di layar ponselku. Pengirimnya nggak lain dan nggak bukan adalah Jason, teman sekolahku. Emang kami deket dan sering SMSan. Tapi aku nggak tau kalo dia punya perasaan sedalam itu. Atau  mungkin hanya just kidding aja, ya?
            “Kamu ini aneh-aneh aja! Ganti topik deh___” balasku.
            Selanjutnya ia mengirim SMS yang berbeda… sampai jam 12 malam, acara rutinku dan Jason pun berakhir.
          Esoknya di sekolah, aku menjalani kehidupanku seperti biasa. Tapiii… nggak bakalan ngobrol langsung dengan Jason. Dan kalaupun harus bicara, paling hanya sekedar say hello atau saling mengejek. Hubunganku dengannya memang seperti itu. Nggak ngobrol banyak saat tatap muka tapi beribu-ribu kalimat saat SMSan. Aneh, memang. Tapi itulah kenyataan. Selama kami berdua ngerasa ‘enjoy’, no problem!
Oleh vivian baca selengkapnya

MY INDONESIAN OPEN


“Wah, serius?” ucap Aya tak percaya dengan apa yang diberitahukan oleh Novi, teman kelasnya.
“Beneran! Rumahku kan deket dari situ. Terus, temennya kakakku kan juga suka bulu tangkis. Jadi dia tahu kalo ada Indonesia Open di GOR,” jawab Novi.
            “Aku mau nontoooon,” ucap Aya memelas, “tapi tiket masuknya berapa?”
            “Nah, kalo masalah itu, nanti aku tanyain lagi deh.”
            “Oke, tanyain secepatnya, ya? Kalo sudah tau, langsung kasih kabar. Oke?” Aya sangat antusias mendengar penyelenggaraan pertandingan bulu tangkis kelas dunia diadakan di kotanya, Samarinda. Memang, sudah tahun 2007 yang lalu GOR utama Kalimantan Timur itu berdiri. Tempatnya juga sudah digunakan untuk penyelenggaraan PON XVII. Tapi berhubung tempatnya di Palaran yang notabene jauh dari tempat tinggal Aya, ia belum pernah pergi ke sana. Alasannya hanya satu: Papa Aya tidak mengizinkan putrinya pergi ke sana. Alasannya sih sama kayak orang tua kuno yang lain. Terlalu jauh lah, karena cewek lah, takut ada apa-apa lah, dan beribu macam lagi alasan kalo ditanya.
Oleh vivian baca selengkpanya


 

Slider-1-Title-Here

In enim justo, rhoncus ut, imperdiet a, venenatis vitae, justo. Nullam dictum felis eu pede mollis pretium. Integer tincidunt. Cras dapibus. Vivamus elementum semper nisi. Aenean vulputate eleifend tellus. Aenean leo ligula, porttitor eu, consequat vitae, eleifend ac, enim. Aliquam lorem ante, dapibus in, viverra quis, feugiat a, tellus. Phasellus viverra nulla ut metus varius laoreet.

Slider-2-Title-Here

In enim justo, rhoncus ut, imperdiet a, venenatis vitae, justo. Nullam dictum felis eu pede mollis pretium. Integer tincidunt. Cras dapibus. Vivamus elementum semper nisi. Aenean vulputate eleifend tellus. Aenean leo ligula, porttitor eu, consequat vitae, eleifend ac, enim. Aliquam lorem ante, dapibus in, viverra quis, feugiat a, tellus. Phasellus viverra nulla ut metus varius laoreet.

Slider-3-Title-Here

Aenean imperdiet. Etiam ultricies nisi vel augue. Curabitur ullamcorper ultricies nisi. Nam eget dui. Etiam rhoncus. Maecenas tempus, tellus eget condimentum rhoncus, sem quam semper libero, sit amet adipiscing sem neque sed ipsum. Nam quam nunc, blandit vel, luctus pulvinar, hendrerit id, lorem.

Slider-4-Title-Here

dui quis mi consectetuer lacinia. Nam pretium turpis et arcu. Duis arcu tortor, suscipit eget, imperdiet nec, imperdiet iaculis, ipsum. Sed aliquam ultrices mauris. Integer ante arcu, accumsan a, consectetuer eget, posuere ut, mauris. Praesent adipiscing. Phasellus ullamcorper ipsum rutrum nunc. Nunc nonummy metus. Vestibulum volutpat pretium libero. Cras id dui.

Slider-5-Title-Here

Aenean tellus metus, bibendum sed, posuere ac, mattis non, nunc. Vestibulum fringilla pede sit amet augue. In turpis. Pellentesque posuere. Praesent turpis. Aenean posuere, tortor sed cursus feugiat, nunc augue blandit nunc, eu sollicitudin urna dolor sagittis lacus.

Slider-6-Title-Here

Aenean tellus metus, bibendum sed, posuere ac, mattis non, nunc. Vestibulum fringilla pede sit amet augue. In turpis. Pellentesque posuere. Praesent turpis. Aenean posuere, tortor sed cursus feugiat, nunc augue blandit nunc, eu sollicitudin urna dolor sagittis lacus.

Slider-7-Title-Here

Aenean tellus metus, bibendum sed, posuere ac, mattis non, nunc. Vestibulum fringilla pede sit amet augue. In turpis. Pellentesque posuere. Praesent turpis. Aenean posuere, tortor sed cursus feugiat, nunc augue blandit nunc, eu sollicitudin urna dolor sagittis lacus.

Slider-8-Title-Here

Aenean tellus metus, bibendum sed, posuere ac, mattis non, nunc. Vestibulum fringilla pede sit amet augue. In turpis. Pellentesque posuere. Praesent turpis. Aenean posuere, tortor sed cursus feugiat, nunc augue blandit nunc, eu sollicitudin urna dolor sagittis lacus.

Slider-9-Title-Here

Aenean tellus metus, bibendum sed, posuere ac, mattis non, nunc. Vestibulum fringilla pede sit amet augue. In turpis. Pellentesque posuere. Praesent turpis. Aenean posuere, tortor sed cursus feugiat, nunc augue blandit nunc, eu sollicitudin urna dolor sagittis lacus.

Slider-10-Title-Here

Aenean tellus metus, bibendum sed, posuere ac, mattis non, nunc. Vestibulum fringilla pede sit amet augue. In turpis. Pellentesque posuere. Praesent turpis. Aenean posuere, tortor sed cursus feugiat, nunc augue blandit nunc, eu sollicitudin urna dolor sagittis lacus.

Slider-11-Title-Here

Aenean tellus metus, bibendum sed, posuere ac, mattis non, nunc. Vestibulum fringilla pede sit amet augue. In turpis. Pellentesque posuere. Praesent turpis. Aenean posuere, tortor sed cursus feugiat, nunc augue blandit nunc, eu sollicitudin urna dolor sagittis lacus.

Slider-12-Title-Here

Aenean tellus metus, bibendum sed, posuere ac, mattis non, nunc. Vestibulum fringilla pede sit amet augue. In turpis. Pellentesque posuere. Praesent turpis. Aenean posuere, tortor sed cursus feugiat, nunc augue blandit nunc, eu sollicitudin urna dolor sagittis lacus.