Entah kapan terakhir kali kami mengobrol. Dulu, dulu saat ia belum menyatakan cintanya, selalu ada pesan di hapeku. Dan sebenarnya aku menyadari ia sedang mendekatiku. Aku juga tidak keberatan, karena saat itu, mungkin sejak saat itu aku juga menyukainya, tapi aku tidak menyadarinya.
Dan saat ia menyatakan cinta, aku senang.Karena berarti dia serius, apalagi ia menyatakan langsung padaku, tanpa perantara. Sampai saat ini, aku masih ingat dengan jelas, betapa kikuknya ia saat itu. Aku suka melihatnya malu-malu seperti itu, karena itu berarti, ia jarang berhubungan dengan wanita.
Sejak malam Minggu di bulan Maret itu, kami jadian. Sungguh seperti bunga sakura yang bermekaran di tanah Jepang dengan indahnya. Aku tahu, dan aku yakin bahwa ia bersungguh-sungguh. Apalagi yang aku dengar, aku adalah pacar keduanya. Dan sungguh sebuah kesalahan, aku masih mencintai mantanku. Karena itu, hubunganku dengannya tak berlangsung lama. Maaf, aku sungguh menyesal.
Awalnya, aku dan dia masih sering berhubungan lewat sms, namun lama kelamaan kami makin jarang ada kontak. Hingga akhirnya, aku dan dia seperti tidak saling kenal, dan bahkan saling menghindar. Aku juga tidak mengerti kenapa. Rasanya hatiku selalu berdebar kencang bila bertemu dengannya. Aku tidak tahu apa dia merasakan hal yang sama, karena kami saling menhindar.
Saat kelulusan SMA, aku berhasil menghubunginya kembali. Betapa senangnya aku, bisa mengetahui keadaannya lagi. Rasanya sudah lama sekali kami tidak ada berhubungan. Sebenarnya aku ingin sekali setiap saat selalu menghubunginya. Karena aku juga tak mengetahui apapun tentangnya. Tapi itu tak ku lakukan. Aku takut mengganggunya. Aku juga tak ingin ia menjauh lagi karena aku selalu mengganggunya.
Tak berapa lama, aku mendengar kabar bahwa ia akan melanjutkan studi di luar daerah. Dan seketika aku merasa akan kehilangannya. Ingin aku menyatakan perasaan yang aku rasa. Bahwa aku masih menyayanginya. Masih ingin bersamanya.Sempat berpikir untuk melihatnya terakhir kali di bandara, namun aku tidak bisa. Dan kalaupun aku kesana, apa yang bisa aku lakukan? Aku pasti hanya melihatnya dari jauh. Melihat punggungnya menghilang di balik pintu masuk.
Akhirnya aku hanya berdiam diri di kamarku. Menatap kosong hapeku. Berharap satu pesan masuk darinya. Namun sia-sia. Hanya penyesalan yang hadir.
Tapi aku berharap, di mana pun dia, kemana pun ia melangkah, semoga selalu diberi perlindungan. Karena sampai saat ini aku masih menyayanginya. :)